Friday, April 21, 2017

Cave kubin , Geologi Karts

Begini ceritanya :
Saya dan teman-teman dari KEMPRa mendapatkan informasi ttg keberadaan  sebuah gua di Kaloy yg disebut masyarakat Gua Burung atau Gua Kubin.  Menurut cerita, gua itu sangat luas, serta ada sungai mengalir di dalamnya. Tak diperoleh data dan informasi lain, bahkan dari instansi resmi sekalipun, tentang seberapa luas, seberapa panjang serta apa yg ada di dalamnya. Yang kami ketahui, bahwa gua itu terancam keberadaannya, karena masuk ke dalam rencana wilayah konsesi sebuah perusahaan industri pertambangan raksasa. Lalu tim KEMPRa, dengan perlengkapan dan peralatan seadanya, selama 3 hari mencoba menelusuri gua itu. Subhanallah, yg kita temukan ternyata jauh melebihi dari apa yg pernah dibayangkan. Yg kita temukan adalah sebuah gua horizontal dengan lebar dan ketinggian puluhan meter, panjangnya lebih dari 1,5 kilometer yang dipenuhi stalaktit dan stalaknit raksasa, dan di bawahnya mengalir sungai bawah tanah yang merupakan salah satu sumber  utama yg mengisi sungai Kaloy.
gua itu bukan gua biasa. Itu adalah gua karst kelas satu yang jarang bisa dijumpai di dunia ini. Jika kalian cari di google, gua dengan panjang melebihi 1 kilometer di Indonesia ini jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Di Aceh, saya kira ini adalah satu-satunya.  Lalu, apakah kita akan membiarkannya begitu saja dihancurkan untuk kepentingan Industri?  Kami tidak ingin itu terjadi. Kami ingin gua itu tetap ada selamanya, dan oleh sebab itu harus ada sesuatu yg harus dilakukan untuk menyelamatkannya, jauh-jauh hari sebelum ancaman kehancuran itu datang. Dan inilah yang mendasari ide status itu, yaitu kampanye penyelamatan gua Kubin.
Alhamdulillah, Kampanye ini mulai menunjukkan hasilnya. Insya Allah, minggu depan tim KEMPRa akan kembali menelusuri gua itu bersama crew Metro TV untuk membuat film dokumentasi untuk ditayangkan di statsiun tivi itu. Jika pemerintah beredia meminjamkan, kita akan kembali dengan peralatan yg lebih baik, termasuk alat selam, tabung oksigen serta lampu dan kamera bawah air.
Alhamdulillah,  Insya Allah akhir bulan ini, seorang ahli mitigasi dan resiko kebencanaan, yg juga merupakan arsitek terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan Daerah, DR. Eko Teguh Paripurno bersama beberapa orang ahli peneliti gua dari Jogjakarta akan datang ke Tamiang untuk meneliti gua itu, dan membntu menyebar luaskan informasi ini ke seluruh dunia melalui jaringan mereka. Mereka datang dengan biaya sendiri, membantu kita tanpa pamrih, karena menghargai niat dan usaha yg telah kami lakukan.

Hai Bung, Tak ada target apapun yng ingin kami capai, selain daripada tetap bisa tersenyum melihat gua itu masih kokoh berdiri hingga kita uzur kelak. Tak ada yg membiayai apa yg kami lakukan. Kami membiayainya sendiri, sebagai salah satu wujud kecintaan kami terhadap Tamiang,  negeri dimana kita lahir dan dibesarkan.

No comments: